DANIEL DONNY

Wednesday, October 5, 2011

MANIFESTASI DAN BUKTI DARI PENCURAHAN ROH KUDUS

by: watchman nee

PENGALAMAN DI HARI PENTAKOSTA BUKAN
PENGGENAPAN HARFIAH DARI NUBUAT
DI DALAM KITAB YOEL

Pengalaman di hari Pentakosta yang tercatat di dalam Kisah Para Rasul bukanlah penggenapan yang harfiah dari nubuat di dalam kitab Yoel; itu hanyalah suatu kejadian yang mirip dengan nubuat Yoel. Tidak ada nubuat-nubuat, visi-visi, atau mimpi-mimpi pada hari Pentakosta. Hanya ada bunyi dari langit seperti tiupan angin keras dan lidah-lidah seperti lidah api (Kis. 2:1-3). Satu-satunya manifestasi pada diri murid-murid adalah bahasa lidah. Namun bahasa lidah tidak disinggung di dalam nubuat di dalam kitab Yoel. Ini membuktikan bahwa Pentakosta bukanlah penggenapan dari perkataan Yoel; itu hanya menunjuk pada kejadian yang serupa.

Seorang pembicara dari aliran Pentakosta yang hebat menyatakan bahwa seseorang harus berbahasa lidah sebagai bukti bahwa dia sudah menerima pencurahan Roh. Namun kita tahu dari perkataan Petrus bahwa pengalaman di hari Pentakosta hanyalah apa yang dibicarakan melalui nabi Yoel. Petrus mengatakan, “Itulah yang difirmankan…” Dia tidak mengatakan, “Itulah penggenapan dari apa yang difirmankan…” ada perbedaan yang besar di antara keduanya. Sebuah penggenapan adalah suatu realisasi yang harfiah, sedangkan “itulah (this is what is)” hanyalah mengacu kepada kejadian yang serupa. Banyak orang mengira bahwa pencurahan Roh adalah penggenapan dari perkataan Yoel. Sebenarnya, Yoel tidak menyinggung mengenai berbahasa lidah. Banyak orang hari ini melatih rahang mereka sedemikian rupa untuk mencoba berbahasa lidah. Mereka juga berusaha untuk memiliki mimpi. Akan tetapi, itu bukan yang dimaksud oleh Petrus. Dia mengatakan bahwa ketika Roh datang, orang-orang melihat sesuatu yang serupa dengan apa yang dinubuatkan Yoel. Oleh karena itu, kita tidak perlu meniru manifestasi-manifestasi dari pencurahan Roh di hari Pentakosta.


MANIFESTASI-MANIFESTASI YANG BERLAINAN
DARI PENCURAHAN ROH KUDUS
Baru-baru ini ketika saya berada di Shen-yang, Shanghai, Chefoo, dan Chuenchow, saya melihat berbagai macam manifestasi dari pencurahan Roh. Di Chefoo ada yang tertawa terus menerus, sementara yang lainnya menangis. Sebagian merasakan kekuatan atau hal-hal lainnya turun ke atas mereka. Kita harus menyadari bahwa semua manifestasi ini berada di dalam kategori yang dijabarkan Petrus sebagai “Itulah (this is what is).” Mereka bukanlah penggenapan dari perkataan Yoel. Sebagian merasa bahwa mereka menerima sengatan listrik; yang lainnya kelihatannya dilingkupi oleh sesuatu. Sebagian melompat-lompat kemana-mana, sedangkan yang lainnya tetap duduk. Ada segala macam sensasi yang berlainan. Sensasi-sensasi ini terjadi secara alamiah ketika Roh dicurahkan. Petrus mengatakan, “Itulah.” Ketika sebagian orang menerima pencurahan, mereka mungkin menangis atau meratap. Jika saya belum menerima pencurahan, dan saya mengejar pencurahan, saya mungkin tidak mengalami manifestasi yang sama seperti orang lain. Inilah makna dari “itulah.” Setiap orang memiliki jalannya sendiri untuk ditempuh. Kita tidak bisa mengatakan bahwa orang lain itu salah hanya karena mereka mengalami sesuatu yang berbeda dari apa yang sudah kita alami. Jika seseorang sudah menerima Roh, dan dia bisa mengatakan, “Yesus itu Tuhan,” tidak penting seperti apa manifestasi luarannya. Manifestasi-menifestasi ini adalah urusan Allah, bukan urusan kita. Petrus mengatakan, “Itulah,” dan kita juga seharusnya mengatakan, “Itulah.” Kita tidak seharusnya meniru orang lain atau memaksa orang lain untuk mendapatkan manifestasi yang sama seperti kita.


MENGEJAR PENCURAHAN, NAMUN TIDAK LUPA UNTUK MENGUJI
Sementara kita sedang mengejar pencurahan Roh, kita seharusnya menguji apakah Roh yang turun ke atas kita itu berasal dari Allah atau bukan (1 Yoh. 4:1). Kita harus secara berkesinambungan bekerja sama dengan Roh Kudus dan tidak membiarkan pikiran kita untuk menganggur. Kita tidak seharusnya meniru orang lain, dan tekad kita tidak boleh pasif. Kita tidak seharusnya berusaha untuk terlalu mengendalikan; juga tidak seharusnya kita kehilangan kendali. Roh-roh jahat bisa meniru Roh Kudus dan memberi manusia perasaan-perasaan dan pengalaman-pengalaman yang supranatural. Kita harus menguji apakah yang telah kita terima itu Roh Kudus atau roh-roh jahat. Untuk membedakan di antara pekerjaan dari Roh Kudus dan pekerjaan dari roh-roh jahat, kita harus pertama-tama mengenal prinsip dari pekerjaan Roh Kudus dan roh-roh jahat. Roh Kudus menginginkan manusia untuk bekerja sama dengan-Nya secara aktif, sedangkan roh-roh jahat hanya ingin supaya manusia tunduk kepada pekerjaan mereka secara pasif. Jadi, dalam mengejar pencurahan Roh, kita tidak boleh membiarkan pikiran kita untuk menganggur atau tekad kita menjadi pasif. Roh-roh jahat sangat menyukai sikap yang pasif. Bahkan kedambaan untuk meniru orang lain akan memberi kesempatan kepada roh-roh jahat untuk menggarap kita. Kita harus melaksanakan hal-hal ini secara pasti dan bekerja sama dengan Roh Kudus secara aktif. Dalam segala hal ini, kita harus sangat berhati-hati, kalau tidak kita akan tertipu sebab kita semua bisa ditipu.

No comments:

Post a Comment