DANIEL DONNY

Wednesday, October 5, 2011

PENJELASAN MENGENAI PENCURAHAN ROH KUDUS

by : watchman nee

Tidak mudah untuk berbicara mengenai pencurahan Roh Kudus di sini. Kita mungkin memerlukan sepuluh hari untuk membahas subyek ini dan tetap tidak selesai. Saya hanya bisa berbicara sedikit dikarenakan waktu. Ini bukan berarti Alkitab hanya membicarakan sedemikian banyak mengenai perakra ini, melainkan saya hanya bisa membuat beberapa komentar di sana sini. Untuk saat ini saya tidak bisa masuk ke kedalamannya. Kita akan terus berdoa sambil mengkaji dan meminta Tuhan untuk memberi kita lebih banyak terang.


PENCURAHAN ROH KUDUS DAN
PENCURAHAN ROH-ROH JAHAT
Mengenai manifestasi luaran dari pencurahan Roh, banyak orang tercengang akan fenomena yang luar biasa. Selama delapan atau sembilan tahun terakhir ini, saya sudah mengkaji perkara ini dan menemukan bahwa memang fenomena aneh tercatat di dalam Alkitab. Akan tetapi manifestasi-manifestasi yang luar biasa itu belum tentu merupakan sebuah bukti dari pencurahan Roh Kudus. Bukti yang alkitabiah mengenai hal ini ada di dalam 1 Korintus 12:1-3. Ayat 1 menyinggung karunia-karunia rohani. Kata “karunia“ dicetak miring untuk mengindikasikan bahwa kata ini tidak ada di dalam teks aslinya. Paulus bukan sedang berbicara mengenai karunia-karunia rohani, melainkan mengenai pneumatekos, atau inspirasi rohani. Orang-orang seperti Govett, Pember, dan Panton, semuanya setuju bahwa kata tersebut seharusnya diterjemahkan sebagai berhubungan dengan inspirasi rohani. Ini mengacu kepada tindakan-tindakan luar biasa yang dilakukan oleh seseorang yang dirasuki Roh. Kata “dipikat dan ditarik” di dalam ayat 2 mengacu kepada pengalaman rohani yang seperti ilmu sihir. Di dalam bahasa aslinya, itu mengacu pada pimpinan dan pikatan yang luar biasa dan tidak biasa; ini adalah supranatural. Paulus ingin supaya orang-orang Korintus mengenal tentang perkara inspirasi-inspirasi rohani. Hari ini kita akan melihat perbedaan antara pencurahan Roh Kudus dan pencurahan roh-roh jahat. Paulus memang mendiskusikan mengenai manifestasi-manifestasi luaran dari kedua hal ini. Dia memahaminya, namun dia tidak membicarakannya. Paulus tidak membicarakannya, namun kita harus memperhatikannya. Sulit untuk membedakan keduanya melalui manifestasi-manifestasi luaran mereka. Walaupun secara luaran mereka kelihatannya sama, secara batini ada perbedaan yang besar.


PERBEDAAN ANTARA PENCURAHAN-PENCURAHAN
ADALAH KATA-KATA YANG DIUTARAKAN
Perbedaan yang utama di antara pencurahan Roh Kudus dan pencurahan roh-roh jahat adalah pada kata-kata yang diutarakan, bukan pada gerak-gerik tubuh atau sikap dari seseorang. Satu Korintus 12:3 mengatakan, “Tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata, ‘Terkutuklah Yesus!’ dan tidak ada seorang pun yang dapat mengaku: ‘Yesus adalah Tuhan’, selain oleh Roh Kudus.” Apakah seseorang sudah menerima pencurahan Roh Kudus atau tidak bisa dibedakan melalui kata-kata yang dia ucapkan. Makna dari bagian yang terakhir dari ayat 3 adalah bahwa seseorang bisa mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan hanya ketika dia berada di dalam Roh Kudus. Ini adalah sesuatu yang tidak bisa dipalsukan. Jika seseorang tidak berada di dalam Roh Kudus, dia tidak bisa mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan. Mereka yang tidak bisa mengatakan ini telah menerima pencurahan roh-roh jahat. Kita bisa menggunakan metode ini untuk menguji dan memeriksa mereka yang mengatakan bahwa mereka sudah menerima roh. Mereka yang bisa mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan, sudah menerima pencurahan Roh Kudus. Mereka yang tidak bisa mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan, telah menerima pencurahan roh-roh jahat. Ketika Anda menanyakan pertanyaan ini kepada seseorang, mereka mungkin akan pergi. Ini mencurigakan. Akan tetapi, jika seseorang bisa mengatakan, “Tuhan, aku tidak layak; ini adalah kasih karunia-Mu,” dia masih berada di dalam Roh Kudus.

Kita tidak boleh dikejutkan oleh fenomena luar biasa. Jika suatu inspirasi bersifat biasa dan umum, itu bukan lagi inspirasi rohani. Mereka yang memiliki inspirasi dari Roh adalah mereka yang memiliki Roh di dalam mereka. Sebagai orang-orang yang demikian, mereka tentunya berbeda dari orang-orang biasa.


PERBEDAAN DI ANTARA PRINSIP PEKERJAAN ROH KUDUS
DAN PEKERJAAN ROH-ROH JAHAT
Kita juga bisa mengenal perbedaan antara pencurahan Roh Kudus dan pencurahan roh-roh jahat melalui prinsip yang dengannya kedua roh itu bekerja. Ada dua syarat bagi roh-roh jahat untuk dicurahkan kepada manusia atau untuk merasuki manusia. Pertama, tekad harus pasif. Mereka yang pasif, mudah dirasuki roh-roh jahat. Jadi, seorang Kristen tidak boleh pasif. Kedua, pikirannya pasti kosong. Banyak orang malas dalam pikiran mereka; mereka tidak suka melatih pikiran mereka. Orang-orang seperti itu juga mudah diperdayai oleh roh-roh jahat. Ada suatu perbedaan yang besar dalam prinsip di antara pencurahan Roh Kudus dan perasukan oleh roh-roh jahat. Perbedaan yang utama terletak pada kondisi pikiran dan tekad. Mereka yang sudah menerima pencurahan Roh Kudus memiliki dua karakteristik: pikiran mereka jernih, dan tekad mereka tidak pasif. Orang-orang ini bertindak menurut kemauan mereka sendiri, dan tidak dikendalikan oleh kekuatan dari luar. Roh Kudus mengharapkan kita untuk melatih tekad kita untuk bekerja sama dengan Dia secara aktif. Ini sama sekali berbeda dengan roh-roh jahat, yang menuntut supaya manusia tetap pasif dalam tekadnya supaya mereka bisa menggarapnya. Di dalam cara ini kita bisa membedakan antara pencurahan Roh Kudus dan pencurahan roh-roh jahat.


SYARAT BAGI PENCURAHAN ROH KUDUS

Tidak Memiliki Dosa-dosa yang Tersembunyi atau
Dosa-dosa Yang Mana Seseorang Menolak untuk Membereskannya

Untuk memiliki pencurahan Roh Kudus, kita harus memenuhi beberapa syarat. Pertama, kita tidak boleh memiliki dosa-dosa yang tersembunyi di hadapan Tuhan, juga dosa-dosa yang mana kita menolak untuk membereskannya. Jika seseorang memiliki dosa yang tersembunyi, dia mungkin tertipu oleh roh-roh jahat ketika dia berdoa bagi pencurahan Roh Kudus. Ketika dia memberi tempat di dalam hatinya untuk dimasuki roh-roh jahat, mereka pastinya akan masuk dan merasuki dia.


Tidak Pasif dalam Tekad
Kedua, kita harus dengan aktif meminta Roh Kudus untuk turun ke atas kita. Perasukan oleh roh-roh jahat tidak memerlukan partisipasi aktif kita. Yang perlu kita lakukan hanyalah menunggu secara pasif dan mereka akan datang. Ada yang berdoa, “Jika ini adalah Roh Kudus, aku mau mengambilnya, dan jika ini adalah roh-roh jahat, aku tidak mau mengambil mereka.” Doa-doa semacam ini juga masih terlalu pasif. Cara kita bekerja sama dengan Roh Kudus adalah sebagai berikut: Ketika Roh Kudus datang, Dia akan bertanya, mungkin dengan suatu suara yang kecil, mengenai berapa banyak kita bersedia untuk mengizinkan Dia menduduki kita. Sampai tingkat mana kita mengizinkan Dia untuk masuk akan menjadi tingkatan dimana Dia menduduki kita. Keputusannya ada di tangan kita. Segala sesuatu yang bertindak berlawanan dengan pola ini adalah kepasifan dan bukan pekerjaan Roh Kudus; itu adalah pekerjaan roh-roh jahat. Roh Kudus hanya turun ke atas kita ketika kita mengatakan bahwa kita menginginkan Dia. Roh Kudus tidak bertindak sendirian; kita harus memulainya, dan kemudian Roh Kudus akan memberi respon. Jika Roh Kudus mendorong kita untuk tertawa, itu adalah dikarenakan kita sudah pertama-tama menetapkan untuk tertawa. Roh Kudus kemudian menyuplai kita dengan energi untuk tertawa. Inilah kerja sama yang sedang saya bicarakan. Ketika kita berdoa bagi pencurahan Roh Kudus, kita harus pada saat yang sama berdoa untuk penudungan darah Tuhan yang mustika. Jika kita melaksanakan apa yang harus kita lakukan, Roh Kudus akan melaksanakan apa yang harus Dia lakukan.

Seorang saudara menutup dirinya rapat-rapat. Dia berdoa, “O Roh Kudus, jika Engkau mau datang, datanglah.” Dia berdoa seperti ini selama beberapa jam, namun Roh Kudus tidak datang kepadanya. Doanya tidak memenuhi syarat untuk pekerjaan Roh Kudus. Oleh karena itu, Roh Kudus tidak turun ke atasnya. Roh Kudus hanya bisa bekerja jika ada kerja sama dari tekad kita. Ini adalah seperti naik kuda. Tali kekang kuda ada di tangan orang yang mengendarainya. Ketika tali kekangnya dilonggarkan, kuda itu bisa berlari menurut kehendaknya sendiri, akan tetapi tidak peduli betapa cepatnya dia berlari, tali kekangnya masih berada di tangan si pengendara. Prinsip yang sama berlaku dalam mengalami pencurahan Roh Kudus. Di satu pihak, kita harus merelakan supaya Roh bisa memiliki kebebasan yang penuh. Di lain pihak, tekad kita harus memenuhi fungsinya. Kalau tidak, kita akan kehilangan kendali.


ALASAN PENCURAHAN ROH KUDUS
Kita juga harus mengenal alasan pencurahan Roh Kudus. Petrus mengatakan di dalam Kisah Para Rasul 2:33, “Sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima dari Bapa, Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya Roh itu seperti yang kamu lihat dan dengar di sini.” Kemudian di dalam ayat 36 dia berkata, “Jadi, seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus." Kata “jadi” di dalam ayat 36 mengacu kepada ayat 33, yang berbicara mengenai Allah meninggikan Tuhan. “Jadi,” yaitu, demi tujuan untuk membuktikan bahwa Yesus sudah ditinggikan, Roh Kudus dicurahkan, seperti yang terlihat dan terdengar pada hari Pentakosta. Pencurahan Roh Kudus adalah demi tujuan untuk membuktikan kepada kaum Israel bahwa Yesus dari Nazaret telah ditinggikan, dan bahwa Dia sudah mendapatkan kemenangan. Jika Tuhan belum ditinggikan, tidak ada kemungkinan untuk pencurahan Roh. Meneriman pencurahan Roh bukan untuk tujuan membuktikan iman kita atau kemenangan kita. Itu adalah bertujuan untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Kristus.

Syukur dan puji Dia. Jika peninggian Tuhan adalah sebuah fakta, maka pencurahan Roh juga pasti adalah fakta. Sebaliknya, jika Tuhan tidak ditinggikan, Roh Kudus tidak mungkin sudah dicurahkan. Tuhan tersalib dan mencurahkan darah-Nya bagi pengampunan dosa-dosa. Setiap orang yang percaya pada-Nya bisa menerima pengampunan dosa-dosa. Dalam prinsip yang sama, seseorang tidak boleh mengatakan bahwa walaupun Tuhan sudah ditinggikan untuk menjadi Tuhan dan Kristus, dia belum menerima pencurahan Roh. Ini adalah mustahil. Kita harus berani untuk mengatakan bahwa Tuhan sudah ditinggikan ke takhta. Semoga Tuhan memenuhi diri kita. Kita memerlukan iman yang penuh untuk percaya pada Tuhan dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang sudah digenapkan.

No comments:

Post a Comment